Ekonomi

Kebutuhan Uang Ramadhan-Lebaran Tembus 191 Trilliun

Kebutuhan Uang Ramadhan-Lebaran Tembus 191 Trilliun

Periode bulan puasa hingga lebaran tahun ini menembus hingga 191 triliun rupiah dalam penyebaran uang tunainya. Data ini didapat dari Bank Indonesia dan jumlah ini melebihi dari prediksi awal yang hanya berada disekitar 188 triliun.

Adapun hal yang membuat akan kebutuhan uang tunai yang naik secara signifikan karena tren pertumbuhan uang kartal dan preferensi perbankan terhadap uang pecahan besar. Selain itu, jumlah hari libur dan cuti bersama yang lebih panjang dari biasanya membuat kenaikan juga turut berkontribusi. Dana seperti kenaikan THR bagi aparat sipil negara dan pensiunan dan lainnya juga turut membuat peningkatan akan kebutuhan uang tunai terjadi pada musim lebaran tahun ini.

Selain peningkatan dalam transaksi tunai, dari sisi non tunai juga mengalami kenaikan. Kenaikan terjadi sekitar 745.089 transaksi dimana angka ini naik dari 692.593 pada periode sebelumnya.

Kebutuhan uang tunai masih menjadi hal penting

Di Indonesia, meskipun telah berjalan berbagai pilihan pembayaran non-tunai, namun uang tunai masih menjadi komoditas utama masyarakat dalam pembayaran sehari-hari. Bagi pasar tradisional misalnya, sistem uang tunai masih menjadi sesuatu yang belum tergantikan hingga saat ini.

Untuk pembayaran non tunai, memang tempat-tempat modern sudah banyak menerapkan hal ini sehingga dapat mengurangi penggunaan uang tunai dibeberapa transaksi.

Pemerintah Indonesia sendiri telah banyak mengurangi penggunaan uang tunai dalam transaksi publik. Tol saat ini pun semuanya telah menggunakan pembayaran non tunai sehingga dapat mengurangi peredaran uang tunai, selain tol, layanan seperti kereta dalam kota(Commuter Line) juga harus menggunakan tiket elektronik meskipun pembelian tiket elektronik harus melalui uang tunai.

Pembatasan uang tunai memang perlu diatur oleh negara karena ini menyangkut banyak hal. Perekonomian sebuah negara juga dapat dilihat dari seberapa besar transaksi tunai yang terjadi didalamnya. Semakin sedikut transaksi dengan uang tunai, maka semakin bagus pula hal ini berdampak pada ekonomi sebuah negara.